Pembuatan Kalium Nitrat dan Natrium Klorida

Judul Percobaan
Pembuatan Kalium Nitrat dan Natrium Klorida

Tujuan Percobaan
Membuat kalium nitrat dan natrium klorida
Menguji tingkat kemurnian kalium nitrat dan natrium klorida
Mengetahui pengaruh suhu terhadap pembentukan Kristal natrium klorida dan kalium nitrat
Mengetahui bentuk fisik dari kalium nitrat dan natrium klorida

Landasan Teore
Natrium nitrat banyak terdapat di Chili, karena itu senyawa ini dinamakan senyawa chili. Sifatnya higroskopis sehingga untuk berbagai keperluan natrium nitrat yang lebih mudah itu diubah menjadi kalium nitrat. Produksi berbagai garam dari sumbernya bergantung pada prinsip kristalisasi selektif (Tim dosen Kimia Anorganik, 2010 : 8).
Prinsip kristalisasi selektif ini sangat bergantung pada berbagai faktor, yaitu keseimbangan, kelarutan, temperatur, dan konsentrasi keseimbangan. Kalium nitrat dapat dibuat dengan mencampurkan larutan jenuh NaNO3 dengan larutan jenuh KCl. Jadi, dalam larutan terdapat empat jenis ion yaitu Na+, K+, Cl-, dan NO3- yang memungkinkan akan membentuk empat kristal garam yaitu NaCl(s), KCl(s), NaNO3(s), dan KNO3(s) (Tim dosen Kimia Anorganik, 2010 : 8).
Natrium klorida atau sodium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih realsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih realsitran dapat terhambat (Anonim, 2010).
Natrium klorida juga dikenal dengan garam dapur atau halit adalah senyawa kimia dengan unsur kimia NaCl. Senyawa ini adalah garam yang mempengaruhi salinitas laut dan cairan ekstrakulikuler pada banyak organisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan (Anonim, 2010).
NaCl dapat dikatakan mempunyai bangunan kemas rapat bangun kubus maka ion Cl- dan ion Na+ yang lebih kecil menempati rongga okatahedral. Salain itu bangun ini juga akan memperlihatkan adanya bentuk kubus pusat muka yang dibangun oleh ion-ion Na+ seperti halnya dibangun ion-ion Cl-. Oleh karena itu, kisi kristal NaCl merupakan dua kisi kubus pusat muka yang saling tertanam di dalamnya (interpenetrasi), (Sugiyarto, 2003 : 36).
Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar karena banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuan menduga bahwa atom, ion, maupun molekul zat padat juga tersususn secara simetris (Svehla, 1986 : 306).
Dari kota Yunani Morphe, bentuk yang sama, dua zat yang mempunyai struktur yang sama dikatakan isomorf. Rumus pasangan zat semacam itu biasanya menunjukkan bahwa angka banding atom-atomnya sama, misalnya
NaI dan MgO = 1:1
K2SO4 dan K2SeSO4 = 2 : 1 : 4
Cr2O3 dan Fe2O3 = 2 : 3
NaNO3 dan CaCO3 = 1 : 1 : 3
Zat-zat isomorf dapat atau tidak dapat mengkristal bersama-sama dalam campuran homogen. Namun kemiripan baik dari rumus maupun sifat-sifat kimia tidaklah menjamin pengkristalan yang homogen. Dua zat serupa yang dikenal baik yang tidak dapat mengkristal secara homogen ialah NaCl dan KCl (Svehla, 1986 : 303).
Senyawa kimia kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. Salah satu penerapan yang paling berguna pada kalium nitrat adalah dalam produksi asam nitrat dengan menambahkan asam sulfat yang terkonsentrasi pada larutan encer KCl, menghasilkan asam nitrat dan kalium sulfat yang terpisah melalui destilasi fraksional (Anonim, 2010).
Dalam arti yang luas, senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk karena penggantian dua atau lebih senyawa sederhana yang masing-masingnya dapat berdiri sendiri misalnya dalam proses penggantungan sifat berikut :
A + B AB
Senyawa ini dianggap senyawa kompleks.
Contoh lain yang benar-benar bersifat elektrostatik dapat terjadi dalam larutan ion kalium dan ion nitrat, misalnya ternyata bergabung dalam larutan, meskipun sedikit jumlahnya. Menurut persamaan reaksi berikut :
K+ + NO3- K+NO3-
Dalam persamaan reaksi ini senyawa kompleks K+NO3- disebut pasangan ion atau senyawa kompleks gabungan ion. Reaksi jenis ini terutama terjadi dalam pelarut-pelarut yang mempunyai tetapan dielektrika rendah (Underwood, 2002).
Larutan besi (II) sulfat dan asam sulfat (Uji cincin coklat). Uji ini dilakukan dengan cara ini. Tambahkan 3 mL larutan besi (III) sulfat dalam 2 mL larutan nitrat dan tuangkan 3-5 mL H2SO4 pekat dengan perlahan-lahan hingga membentuk suatu lapisan di sebe;lah bawah campuran tersebut. Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan kompleks [Fe(NO)]2+
2NO3- + 4H2O + 6Fe2+  6Fe3+ + 2NO2 + 4SO42- + 4H2O
Fe2+ + NO  [Fe(NO)]2+
(Svehla, 1990).

Alat dan Bahan
Alat

Gelas kimia 100 mL 2 buah
Gelas kimia 250 mL 2 buah
Gelas kimia 800 mL 1 buah
Cawan penguap 3 buah
Lampu spiritus 3 buah
Kaki tiga dan kasa asbes 3 buah
Thermometer 110oC 1 buah
Batang pengaduk 3 buah
Corong biasa 2 buah
Tempat roll film 8 buah
Pipet tetes
Neraca analitik
Mikroskop 1 buah
OSE 1 buah
Tabung reaksi sedang 3 buah

Bahan
Air
Kristal KCl
Kristal NaNO3
Kertas saring
AgNO3 0,1 M
HNO3 6 M
FeSO4
H2SO4 pekat
Etanol

Prosedur Kerja
Perlakuan I
Melarutkan 15 gram KCl dalam 50 mL air panas (80oC)
Melarutkan 15 gram NaNO3 dalam 50 mL air panas (80oC)
Mencampurkan kedua larutan di atas
Menguapkan larutan sampai terbentuk Kristal (x)
Menyaring Kristal x yang terbentuk
Mendinginkan filtrat sampai terbentuk Kristal (y)
Menyaring kristal y yang terbentuk
Mengeringkan Kristal x dan y kemudian menimbang hasilnya

Perlakuan II
Melarutkan 15 gram KCl dalam 50 mL air pada suhu kamar
Melarutkan 15 gram NaNO3 dalam 50 mL air pada suhu kamar
Mencampurkan kedua larutan di atas
Mendinginkan larutan sampai terbentuk Kristal (y)
Menyaring Kristal y yang terbentuk
Menguapkan filtrat sampai terbentuk Kristal (x)
Menyring Kristal x yang terbentuk
Mengeringkan Kristal x dan y kemudian menimbang hasilnya

Perlakuan III
Melarutkan 15 gram KCl dalam 50 mL air pada suhu 50oC
Melarutkan 15 gram NaNO3 dalam 50 mL air pada suhu 50oC
Mencampurkan kedua larutan di atas
Mendinginkan larutan sampai terbentuk Kristal (y)
Menyaring Kristal y yang terbentuk
Menguapkan filtrat sampai terbentuk Kristal (x)
Menyaring Kristal x yang terbentuk
Mendinginkan kembali filtrate sampai terbentuk Kristal (y)
Menyaring Kristal y yang terbentuk
Menguapkan filtrat sampai terbentuk Kristal (x)
Menyaring Kristal x yang terbentuk
Mengeringkan Kristal x dan y kemudian menimbang hasilnya
Uji Kemurnian Kristal x dan y
Melakukan uji nyala terhadap Kristal x dan y
Menguji adanya ion klorida dengan cara melarutkan 0,01 gram Kristal dalam 2 mL air yang diasamkan dengan 2 tetes HNO3 6 M kemudian menetesi dengan larutan AgNO3 0,1 M
Menguji adanya ion nitrat dengan melarutkan 0,01 gram Kristal dalam 2 mL air dan ditambahkan 2 mL larutan FeSO4 jenuh. Mengalirkan 1 mL H2SO4 melalui pinggir dalam tabung dengan posisi tabung pada keadaan miring.
Memeriksa dengan mikroskop bentuk Kristal x dan Kristal y kemudian membandingkan hasilnya dengan data dalam handbook

Hasil Pengamatan
Perlakuan 1
50 mL aquadest (80OC) + 15 gram KCl (serbuk putih)  larutan bening A
50 mL aquadest (80OC) + 15 gram NaNO3 (serbuk putih)  larutan bening B
Larutan bening A + larutan bening B dipanaskan larutan bening + Kristal disaring Kristal x dikeringkan Kristal x 13,5 gram
Filtrate didinginkan Kristal + larutan bening disaring Kristal y dikeringkan Kristal y 7,4 gram

Perlakuan II
50 mL aquadest suhu kamar + 15 gram KCl (serbuk putih)  larutan bening A
50 mL aquadest suhu kamar + 15 gram NaNO3 (serbuk putih)  larutan bening B
Larutan bening A + larutan bening B didinginkan larutan bening + Kristal disaring Kristal y dikeringkan Kristal y 12 gram
Filtrate dipanaskan Kristal + larutan bening disaring Kristal x dikeringkan Kristal x 6,8 gram

Perlakuan III
50 mL aquadest (50OC) + 15 gram KCl (serbuk putih)  larutan bening A
50 mL aquadest (50OC) + 15 gram NaNO3 (serbuk putih)  larutan bening B
Larutan bening A + larutan bening B didinginkan larutan bening + Kristal disaring Kristal y1 dikeringkan Kristal y1 10,7 gram
Filtrate 1 dipanaskan Kristal + larutan bening disaring Kristal x1 dikeringkan Kristal x1 10,3 gram
Filtrate 2 didinginkan Kristal + larutan bening disaring Kristal y2 dikeringkan Kristal y2 2 gram
Filtrate 3 dipanaskan Kristal + larutan bening disaring Kristal x2 dikeringkan Kristal x2 2,3 gram

Uji Kemurnian Kristal
Uji Nyala

1X = kuning
1Y = ungu
2X = kuning
2Y = ungu
3X1 = kuning
3Y1 = ungu
3X2 = kuning
3Y2 = ungu

Uji Ion Klorida
Kristal 1X + 2 mL air  larutan bening + 2 tetes HNO3 6 M  larutan bening + AgNO3 0,1 M  endapan putih + larutan keruh
Kristal 1Y + 2 mL air  larutan bening + 2 tetes HNO3 6 M  larutan bening + AgNO3 0,1 M  endapan putih + larutan keruh
Kristal 2X + 2 mL air  larutan bening + 2 tetes HNO3 6 M  larutan bening + AgNO3 0,1 M  endapan putih + larutan keruh
Kristal 2Y + 2 mL air  larutan bening + 2 tetes HNO3 6 M  larutan bening + AgNO3 0,1 M  endapan putih + larutan keruh
Kristal 3X1 + 2 mL air  larutan bening + 2 tetes HNO3 6 M  larutan bening + AgNO3 0,1 M  endapan putih + larutan keruh
Kristal 3Y1 + 2 mL air  larutan bening + 2 tetes HNO3 6 M  larutan bening + AgNO3 0,1 M  endapan putih + larutan keruh
Kristal 3X2 + 2 mL air  larutan bening + 2 tetes HNO3 6 M  larutan bening + AgNO3 0,1 M  endapan putih + larutan keruh
Kristal 3Y2 + 2 mL air  larutan bening + 2 tetes HNO3 6 M  larutan bening + AgNO3 0,1 M  endapan putih + larutan keruh

Uji Ion Nitrat
Kristal 1X + 2 mL air  larutan bening + 2 mL FeSO4  larutan berwarna kehijauan + 1 mL H2SO4¬ pekat  cincin coklat
Kristal 1Y + 2 mL air  larutan bening + 2 mL FeSO4  larutan berwarna kehijauan + 1 mL H2SO4¬ pekat  cincin coklat
Kristal 2X + 2 mL air  larutan bening + 2 mL FeSO4  larutan berwarna kehijauan + 1 mL H2SO4¬ pekat  cincin coklat
Kristal 2Y + 2 mL air  larutan bening + 2 mL FeSO4  larutan berwarna kehijauan + 1 mL H2SO4¬ pekat  cincin coklat
Kristal 3X1 + 2 mL air  larutan bening + 2 mL FeSO4  larutan berwarna kehijauan + 1 mL H2SO4¬ pekat  cincin coklat
Kristal 3Y1 + 2 mL air  larutan bening + 2 mL FeSO4  larutan berwarna kehijauan + 1 mL H2SO4¬ pekat  cincin coklat
Kristal 3X2 + 2 mL air  larutan bening + 2 mL FeSO4  larutan berwarna kehijauan + 1 mL H2SO4¬ pekat  cincin coklat
Kristal 3Y2 + 2 mL air  larutan bening + 2 mL FeSO4  larutan berwarna kehijauan + 1 mL H2SO4¬ pekat  cincin coklat

Bentuk Fisik
Kristal 1x Kristal 1y

Kristal 2x Kristal 2y


Kristal 3x1 Kristal 3y1


Kristal 3x2 Kristal 3y2


Analisis Data
Dik : m KCl = 15 gram
Mm KCl = 74,5 gram/mol
m NaNO3 = 85 gram/mol
Mm NaNO3 = 15 gram
Mm NaCl = 58,5 gram/mol
Mm KNO3 = 101 gram/mol
Dit : m KNO3 teori…..?
M NaCl teori…..?
Rendemen….?
Peny :
n KCl = m/Mm= (15 gram)/(74,5 gram/mol)=0,201 mol
n KCl = m/Mm= (15 gram)/(74,5 gram/mol)=0,201 mol
KCl + NaNO3  KNO3 + NaCl
Mula-mula : 0,201 mol 0,176 mol - -
Bereaksi : 0,176 mol 0,176 mol 0,176 mol 0,176 mol
Sisa : 0,025 mol - 0,176 mol 0,176 mol
m KNO3 teori = n KNO3 x Mm
= 0,176 mol x 101 gram/mol
= 17,776 gram
m NaCl teori = n NaCl x Mm
= 0,176 mol x 58,5 gram/mol
= 10,296 gram
Perlakuan 1
Dik : m KNO3 teori = 17,776 gram
m NaCl teori = 10,296 gram
m KNO3 praktek = 7,4 gram
m NaCl praktek = 13,5 gram
Dit : rendemen….?
Peny :
Rendemen NaCl = (m NaCl praktek)/(m Nacl teori) x 100%
= (13,5 gram)/(10,269 gram) x 100%
= 131,12 %
Rendemen NaNO3 = (m NaNO3 praktek)/(m NaNO3 teori) x 100%
= (7,4 gram)/(17,776 gram) x 100%
= 41,63 %
Perlakuan 2
Dik : m KNO3 teori = 17,776 gram
m NaCl teori = 10,296 gram
m KNO3 praktek = 12 gram
m NaCl praktek = 6,8 gram
Dit : rendemen….?
Peny :
Rendemen NaCl = (m NaCl praktek)/(m Nacl teori) x 100%
= (6,8 gram)/(10,269 gram) x 100%
= 66,06 %
Rendemen NaNO3 = (m NaNO3 praktek)/(m NaNO3 teori) x 100%
= (12 gram)/(17,776 gram) x 100%
= 67,51 %
Perlakuan 3
Dik : m KNO3 teori = 17,776 gram
m NaCl teori = 10,296 gram
m KNO3 praktek = 12,7 gram
m NaCl praktek = 12,6 gram
Dit : rendemen….?
Peny :
Rendemen NaCl = (m NaCl praktek)/(m Nacl teori) x 100%
= (12,6 gram)/(10,269 gram) x 100%
= 122,38 %
Rendemen NaNO3 = (m NaNO3 praktek)/(m NaNO3 teori) x 100%
= (12,7 gram)/(17,776 gram) x 100%
= 71,44 %

Pembahasan
Pembuatan Kristal NaCl dan KNO3
Pada percobaan ini, Kristal NaCl dan KNO3 dibuat dengan 3 perlakuan dimana, perlakuan pertama NaCl dan KNO3 dibuat dengan mereaksikan Kristal KCl yang telah dilarutkan dalam air panas (80oC) dengan Kristal NaNO3 yang juga telah dilarutkan dalam air panas (80oC). pada perlakuan 2, KCl dan NaNO3 dilarutkan masing-masing dalam air (suhu kamar). Pada perlakuan 3, KCl dan NaNO3 dilarutkan dalam air pada suhu 50oC. suhu yang bervariasi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap pembentukan NaCl dan KNO3. Larutan KCl dan NaNO3 yang digunakan harus dalam keadaan jenuh karena dengan konsentrasi yang tinggi, pembentukan Kristal akan lebih maksimal.
Pada perlakuan pertama dan kedua, kedua larutan tersebut dicampur dan diuapkan untuk menghilangkan kelebihan pelarut. Kristal yang terbentuk pada saat penguapan ini kemudian disaring dan disebut sebagai Kristal x dengan rendemen pada perlakuan pertama = 131,12% dan pada perlakuan 2 = 66,06% dengan berat 1 dan 2 yaitu 13,5 gram dan 6,8 gram.
Selanjutnya filtrate yang diperoleh didinginkan dan terbentuk Kristal y. pada perlakuan pertama sebesar 7,4 gram dengan rendemen sebesar 41,63%. Pada perlakuan 2 sebesar 12 gram dengan rendemen sebesar 67,21%.
Pada perlakuan 3, kedua larutan tersebut (KCL dan NaNO3) dicampur dan diuapkan untuk menghilangkan kelebihan pelarut. Kristal yang terbentuk kemudian disaring dan disebut Kristal X1 dengan berat 10,3 gram. Filtrate kemudian didinginkan dan terbentuk Kristal Y1 dengan berat 10,7 gram. Filtrate kemudian diuapkan kembali dan terbentuk Kristal X2 dengan berat 2,3 gram dan filtrate didinginkan kembali dan terbentuk Kristal Y2 sebesar 2 gram. Sehingga diperoleh rendemen pada Kristal X sebesar 122,38% dan Kristal Y sebesar 71,44%.
Reaksi pada perlakuan 1, 2, dan 3, yaitu :
Reaksi Ionisasi
KCl(s) H2O K+(aq) + Cl-(aq)
NaNO3(s) H2O Na+(aq) + NO3-(aq)
Reaksi pembentukan
K+(aq) + NO3-(aq)  KNO3(s)
Na+(aq) + Cl-(aq)  NaCl(s)
Setelah melihat suhu pembentukan Kristal x dan y, dapat diketahui bahwa Kristal x adalah NaCl dan y adalah KNO3. Hal ini karena Kristal x terbentuk saat diuapkan dimana kelarutan NaCl pada suhu tinggi, rendah sehingga NaCl mengkristal pada suhu tinggi. Sedang Kristal y terbentuk saat didinginkan dimana KNO3 memiliki kelarutan yang rendah pada suhu rendah sehingga KNO3 mengkristal pada suhu rendah.
Setelah melihat rendemen pada perlakuan 1, 2, dan 3, pembentukan Kristal NaCl dan KNO3 lebih baik pada perlakuan 3. Berdasarkan prinsip kerja, Kristal x terbentuk pada suhu tinggi sedang Kristal y terbentuk pada suhu rendah. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Kristal NaCl akan terbentuk pada suhu tinggi karena pada suhu tinggi kelarutan NaCl rendah sedangkan pada suhu rendah kelarutan KNO3 rendah sehingga KNO3 akan mengkristal pada suhu rendah.

Uji Nyala
Salah satu cara untuk mengidentifikasi suatu Kristal adalah dengan uji nyala. Kristal x dan Kristal y yang akan diuji dibakar dalam spiritus. Kristal x memancarkan warna kuning yang menandakan terdapat ion Na+ pada Kristal sedang Kristal y memancarkan warna ungu yang menandakan terdapat ion K+ pada Kristal. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa Kristal x adalah NaCl dan Kristal y adalah KNO3.
Penyebab timbulnya warna nyala ini adalah karena energi tertentu nyala api diserap oleh electron pada ion Na+ dan K+ dengan panjang gelombang tertentu menyebabkan terjadinya eksitasi dan kembalinya electron ke peringkat dasar membebaskan energi nyala yang khas sesuai dengan panjang gelombang yang dimilikinya.

Uji Ion Klorida
Untuk menguiji adanya ion klorida pada tiap Kristal, masing-masing Kristal dilarutkan dalam air untuk menguraikan Kristal menjadi ion-ion penyusunnya. Setelah itu, ditambahkan dengan HNO3 yang berfungsi untuk mengasamkan larutan. Selanjutnya ditambahkan AgNO3 dimana ion Ag+ akan bereaksi dengan ion Cl- membentuk AgCl yang berwarna putih yang merupakan suatu endapan. Kristal x (yang diperoleh pada proses penguapan) maupun Kristal y (yang diperoleh pada proses pendinginan) menunjukkan hasil positif pada uji ini, yaitu terbentuk endapan putih pada larutan. Hal ini karena Kristal y terkontaminasi oleh Kristal x sehingga semua Kristal menunjukkan hasil positif. Menurut teori, Kristal x (NaCl) yang bereaksi membentuk endapan putih dengan reaksi :
NaCl(s) + HNO3(aq) + AgNO3(aq)  AgCl(s) + NaNO3(aq) + HNO3

Uji Ion Nitrat
Untuk menguji ion nitrat, dilakukan dengan melarutkan kristal x dan y dalam aquadest dalam tabung reaksi berbeda. Kemudian ditambahkan larutan jenuh FeSO4 yang kemudian ditambahkan dengan H2SO4 pekat. Pada percobaan ini, Kristal x (yang diperoleh pada proses penguapan) maupun Kristal y (yang diperoleh pada proses pendinginan) memberikan hasil positif pada uji ini yaitu terbentuk cincin coklat pada larutan yang merupakan ion [Fe(NO)]2+. Hal ini disebabkan kontaminasi Kristal y pada kistal x. menurut teori, Kristal y (KNO3) yang akan memberikan hasil positif sedang Kristal x (NaCl) tidak. Adapun reaksi yang terjadi :
2KNO3 + 4H2SO4 + 6FeSO4  Fe2(SO4)3 + 2NO + 4H2O + K2SO4
Fe2(SO4)3  Fe3+ + SO42-
Fe3+ + e  Fe2+
Fe2+ + NO  [Fe(NO)]2+

Uji Mikroskop.
Pada pengujian ini, terlihat bahwa Kristal x berbentuk kubus sedang Kristal y berbentuk jarum. Dari hasil tersebut dapat dikatehui bahwa Kristal x (yang diperoleh dari proses penguapan) adalah NaCl dan Kristal y (yang diperoleh pada proses pendinginan) adalah KNO3.
Adapun bentuk kisi dari NaCl yaitu fcc
Cl-
Na+
Bentuk kisi dari KNO3 yaitu bcc
Cl-
Na+

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan

Kristal NaCl dan KNO3 dibuat dengan mereaksikan KCl dengan NaNO3 dimana Kristal NaCl terbentuk pada suhu tinggi dan Kristal KNO3 terbentuk pada suhu rendah
Pada uji nyala, Kristal KNO3 memancarkan warna ungu dan Kristal NaCl memancarkan warna kuning.
Pada uji klorida KNO3 tidak membentuk endapan putih dan NaCl membentuk endapan putih
Pada uji nitrat, KNO3 membentuk cincin coklat dan NaCl tidak
Bentuk fisik Kristal KNO3 berbentuk jarum, bentuk fisik Kristal NaCl yaitu berupa serbuk putih, bentuk kisi Kristal KNO3 yaitu bcc dan bentuk Kristal NaCl yaitu fcc
Perlakuan ini merupakan perlakuan yang paling baik digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih banyak

Saran
Diharapkan agar praktikan lebih hati-hati dan teliti pada saat percobaan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Kalium Nitrat. http://id.wikipedia.org/wiki/kalium-nitrat diakses pada 4 Mei 2010.
Anonim. 2010. Natrium Klorida. http://id.wikipedia.org/wiki/natrium-klorida diakses pada 4 Mei 2010.
James, Brady. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara.
Sugiyarto, Kristian. H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta : UNJ.
Svehla. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Bagian I. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar : Laboratorium Kimia, FMIPA, UNM.
Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

1 comments:

Tary's Blog said...

ijin copas ya , mksh

Post a Comment

Entri Populer