Penentuan Kadar Vitamin C

Tujuan Percobaan

Menentukan kadar vitamin C dalam sampel dengan cara titrasi


Landasan Teore

Vitamin mula-mula diutarakan oleh seorang ahli kimia Polandia yang bernama Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air itu suatu amina yang sangat vital, dan dari kata tersebut lahirlah kata vitamine yang kemudian diganti dengan kata vitamin. Kini vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan protein, karbohidrat maupun lemak, peranannya bagi beberapa fungsi tertentu tubuh untuk menjaga kelangsungan kehidupan. Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat okeh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi (Winarno, 2004 ).
Vitamin merupakan molekul polar yang larut dalam air, maupun molekul nonpolar yang larut dalam pelarut lemak. Kebanyakan vitamin yang larut dalam air bertindak sebagi batu bangunan oleh koenzim, contoh asam askorbat (vitamin C) sebagai gizi diperlukan bagi hewan menyusui tingkat tinggi dan normal. Vitamin C adalah vital dalam pembentukan dari kolagen protein struktural (Thenawijaya, 1982).
Dalam larutan air, vitamin C mudah dioksidasi terutama bila dipanaskan,oksidasi di percepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin C sering terjadi dalam pengolahan, pengeringan dan cahaya. Vitamin C penting dalam pembuatan sel-sel intra seluler,kolagen. Vitamin ini tersebar keseluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka, matriks,dll. Vitamin C berperan penting dalam/hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksi lisin.Vitamin C berperan penting dalam menghambat reaksi-reaksi oksidasi dalam tubuh yang berlebihan dengan bertidak sebagai inkubator. Tampaknya vitamin C merupakan vitamin vitamin yang esensial untuk memelihara fungsi normal semua unit sel termasuk struktur-struktur subsel sepertiribosom dan mitokondria (Poedjiadi, 2008).
Adanya asam askorbat makanan, membantu penyerapan besi dalam intestin, karena besi makanan umumnya berbentukion ferri, sedangkan besi diserap berbentukion ferro, dalam tubuh asam askorbat diubah menjadi asam oksalat, asam oksalat di ekskresi oleh ginjal (Hardjasamita, 1991).
Kebutuhan vitamin C bagi setiap orang berbeda-beda tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing. Faktor yang berpengaruh biasanya adalah merokok, minum kopi, konsumsi obat tertentu, anti biotik tetraksilin, anti atritis, obat tidur, kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25 % vitamin C dalam darah, selain nikotin vitamin dipengaruhi oleh kavein (Wikipedia, 2010).
Penentuan vitamin C dapat dilakukan dengan titrasi iodimetri. Hal ini berdasarkan sifat bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Indikator yang digunakan yaitu amilum. Akhir titrasi ditandai dengan terjadinya warna biru dari iod-amilum. Perhitungan kadar vitamin C dengan standarisasi larutan iodin yaitu tiap 1 mL 0,01 N iodin ekivalen dengan 0,88 mg asam askorbat. Cara lain dalam penentuan vitamin C adalah dengan 2,6 D (2,6 Dikloro fenol indofenol). Asam askorbat dapat direduksi 2,6 D dalam suasana netral atau basa akan berwarna merah muda. Apabila 2,6 D direduksi oleh asam askorbat maka menjadi tak berwarna , dan bila semua asam askorbat telah mereduksi 2,6 D, maka kelebihan 2,6 D sedikit saja akan terlihat dengan terjadinya pewarnaan (Lehninger, 1982).



Alat dan Bahan

Alat
Buret 50 mL
Statif dan klem
Corong biasa
Neraca digital
Gelas kimia 600 mL
Pipet tetes
Pembakar spritus
Mortar dan alu
Kaki tiga dan kasa asbes
Gelas ukur 10 mL
Pipet ukur 5 ml dan 10 mL
Labu erlenmeyer bertutup asa 250 ml 3 buah
Labu erlenmeyer 250 ml 3 buah

Bahan
Tablet vitamin C
H2SO4 2 N
Larutan iod 0,1 N
Aquadest
Amilum 2 %
Larutan Na2S2O3 0,1 N
Korek api
Tissue

Prosedur Kerja

Blangko
Menambahkan 5 ml H2SO4 2 N dalam 10 ml H2O pada labu erlenmeyer.
Menambahkan 10 ml larutan iod 0,1 N.
Menambahkan beberapa tetes indikator amilum.
Menitrasi larutan tersebut dengan larutan Na2S2O3 0,1 N hingga larutan bening.
Mengulangi langkah 1-4 sebanyak 3 kali.

Sampel
Menghaluskan beberapa butir vitamin C
Menimbang 0,3 g vitamin C yang halus
Melarutkan vitamin C tersebut dengan 10 ml aquadest dan segera menambahkannya dengan 5 ml H2SO4 2 N
Menambahkan 10 ml larutab iod 0,1 N dengan beberapa tetes amilum.
Menitrasi larutan tersebut dengan larutan Na2S2O3 0,1 N hingga larutan menjadi warna kuning kembali (warna larutan menjadi kuning).
Melakukan langkah 2-5 sebanyak 3 kali.

Data Pengamatan

Sampel
0,3 g vitamin C + 10 ml H2O  larutan kuning + 5 ml H2SO4 2 N
 Larutan kuning + 10 mL iod 0,1 N  larutan coklat + amilum  coklat dititrasi larutan kuning

Titrasi Volume Na2S2O3 0,1 N (ml)
1 7,9
2 9,8
3 8,7


Blangko
10 ml H2O + 5 ml H2SO4 2 N  larutan bening + 10 mL iod 0,1 N larutan coklat + amilum larutan  larutan coklat dititrasi larutan bening.
titrasi Volume Na2S2O3 0,1 N (ml)
1 11,7
2 12,0
3 11,6

Analisis Data

Dik : N Na2S2O3 = 0,1 N
V Na2S2O3 sampel = 8,8 ml
V Na2S2O3 blangko =11,77 ml
MM vit C =176 mg/mmol
Dit : m Vitamin C =........?
Kadar vit C =........?
Penyelesaian
N = (m ekiv)/V
N = (m vit C ×ekivalen Na2S2O3 )/(Mm vit C ×V Na2S2O3 )
= (0,1 N ×176 mg/mmol×1ml)/(2 ekivalen) =8,8 mg
Jadi, 1 ml Na2S2O3 0,1 N ≈ 8,8 mg vitamin C

Kadar vitamin C
Kadar = (m vit C)/(m sampel) ×100%
= (26,14 mg)/(300 mg) ×100%=8,71 %

Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C dalam sampel untuk mempercepat proses pelarutan vitamin C dalam air, maka sampel tersebut harus digerus sehingga permukaan bidang sentuhnya besar. Adapun air digunakan sebagai pelarut karena vitamin C mudah larut didalamnya, untuk menghindari oksidasi dengan cahaya vitamin C dimasukkan dan dilarutkandalam erlenmeyer tertutup. Hal ini karena vitamin C mudah teroksidasioleh cahaya,namun vitamin C yang terdapat dalam labu tersebut masuh memungkinkan untuk teroksidasi sehingga ditambahkan dengan asam sulfat pekat.Selain itu,asam tersebut juga berfungsiuntuk memberi suasana asam karena proses oksidasi vitamin C pada suasana tersebut dapat maksimal.
Dalam penentuan kadar vitamin C larutan sampel ditambahkan dengan iod oleh karena itu titrasi yang digunakan yaitu titrasi iodometrikarena pad aanalit langsung terdapat iod. Iodium mengoksidasi vitamin C ekivalen dengan jumlah total vitamin C yang terdapatdalam sampel. Reaksinya yaitu:


H2SO4
+ I2 + 2HI


Vitamin C

Vitamin C yang terdapat dalam sampel tersebut habis teroksidasi, sedangkan kelebihan iodium dititrasi dengan Na2S2O3. Untuk mempertajam perubahan warna saat mencapai titik ekivalenmaka ditambahkan dengan indikator amilum.Titrasi dilakukan hingga analit berubah menjadi warna kuning kembali yang menandakan bahwa semua iodium yang bersisa telah habis bereaksi. Reaksinya :
Reduksi : 2e + I2 2 I-
Oksidasi : 2S2O32- S4O62- + 2e
-
I2 + 2S2O32- 2 I- + S4O62-
Reaksi lengkapnya adalah :
I2 + 2 Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6
Untuk menentukan konsentrasi I2 total maka digunakan blangko. Blangko memerlukan volume titran yang lebih besar dibandingkan sampel. Hal ini karena pada blangko semua I2 nya tereduksi oleh Na2S2O3 sedangkan pada sampel I2 selain direduksi oleh Na2S2O3 juga direduksi oleh vitamin C (asam askorbat).
Dari analisis data diperoleh massa vitamin C sebesar 26,14 mg sehingga kadarnya 8,71% artinya dalam 100 mg sampel terdapat 8,71 mg vitamin C. Adapun hal yang mempengaruhi apabila kadar tersebut tidak sesuai dengan yang sebenarnya yaitu ketidak akuratan dalam mengamati. Perubahan warna sampel dari coklat menjadi kuning (terjadi titik ekivalen) saat titrasi.selain itu dapat pula disebabkan oleh adanya sebagian vitamin C yang teroksidasi oleh udara saat penggerusan dan penimbangan. Namun, kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel tidak akan mencapai 100% . Halini karena pada tablet tersebut juga mengandung zat-zat lain selain vitamin C.


Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Kadar vitamin C yang diperoleh pada sampel dalam percobaan ini yaitu 8,71%

Saran
Diharapkan agar proses penggerusan sampel dilakukan secepat mungkin untuk menghindari terjadinya oksidasi vitamin C oleh cahaya.

Daftar Pustaka

Hardjasasmita, Panjita. 1991. Iktisar Biokimia Dasar. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Poedjiadji, Anna. 2005. Dasar- Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

Thenawijaya, Meiji. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.

Wikipedia. 2010. Vitamin C. http://id.wikipedia.org/wiki/vitamin-C diakses 7 Desember 2010.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

0 comments:

Post a Comment

Entri Populer